Dari
Abdullah bin Al-Haris ra katanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
salam bersabda : “Akan ada orang-orang yang keluar dari sebelah Timur,
lalu mereka mempersiapkan segala urusan untuk Al-Mahdi, yakni
pemerintahannya.” (HR. Ibnu Majah & At-Tabrani)
Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa salam telah mengambil tangan Ali dan bersabda : “Akan keluar
dari sulbi pemuda ini (Ali) yang memenuhi dunia dengan keadilan (Imam
Mahdi). Bilamana kamu melihat yang demikian itu, maka wajib kamu mencari
Putera dari Bani Tamim (dari keturunan Abu Bakar), dia datang dari
sebelah Timur dan dia adalah pemegang panji-panji Al Mahdi” (HR. Tabrani
dalam Al Ausat Dari kitab Al Hawi lil Fatawa oleh Imam Sayuti)
Di antara sifat-sifat yang melekat pada Pemuda Bani Tamim adalah :
1. Dia berketurunan Suku Tamim atau Bani Tamim ; Siapa sesungguhnya
keturunan Bani Tamim, untuk hal ini terdapat perbedaan ijtihad di
kalangan ulama. Di kalangan bangsa Arab ada satu kabilah yang bernama
Tamim. Kabilah Tamim ini adalah satu kabilah dari bangsa Quraisy yang
mendiami kawasan sekitar kota Makkah. Di antara sahabat yang berasal
dari kabilah Tamim ialah sahabat yang paling setia kepada Rasulullah
SAW, yaitu Abu Bakar as-Siddiq ra. Ulama lain berpendapat bahwa pemuda
Tamim ini adalah berasal dari keturunan Ahlul Bait.
2. Keturunannya sudah bercampur dengan bangsa Timur ; Pemuda ini
adalah seorang yang keturunan Bani Tamimnya telah bercampur dengan
bangsa dari timur, ia lebih dikenal sebagai orang dari bangsa Timurnya
daripada suku Tamimnya. Jika orang bertanya kepadanya, “Darimana engkau
berasal?” Ia akan menjawab, “Dari Timur.” Jika ditanya pula, “Apa
kebangsaanmu?” Pemuda Bani Tamim akan menjawab, “Aku dari bangsa Timur.”
Keterangan ini dijelaskan oleh Imam Suyuti dalam kitabnya al-Jami’us
Soghir.
3. Pemuda itu bernama Syuaib bin Soleh ; Menurut para penafsir nama
tersebut bukan nama yang sebenarnya tetapi merujuk kepada suku bangsanya
(suku kecil dari suatu bangsa), dia adalah seorang pemuda yang baik dan
berasal dari keluarganya yang terkenal berakhlak baik. Dari segi bahasa
Arab, kata Syu’bun berarti suku bangsa atau puak dari suatu bangsa.
Sedangkan kata Syu’aibun berarti suatu suku kecil dari sebuah kabilah.
Kata Bin berasal dari Ibnun artinya anak lelaki, sedangkan kata Soleh
berarti orang yang baik, baik namanya, kepribadiannya, akidahnya,
keturunannya, agamanya, pemikirannya dan juga akhlaknya. Sabda Nabi
Muhammad SAW, “Pembawa bendera al-Mahdi adalah seorang laki-laki
daripada suku Tamim yang datang dari Timur.” Ammar bin Yasir RA berkata,
“Pembawa Panji-panji Al-Mahdi adalah Syuaib bin Saleh.”
4. Kulitnya tidak terlalu gelap dan tidak terlalu putih ; Dikatakan
kulitnya berwarna kuning, bahwa Nabi SAW menjelaskan bahawa Pemuda Bani
Tamim itu memang bukan berkulit Arab karena orang Arab biasanya berkulit
merah atau putih kemerah-merahan.
5. Dia bertutur dengan bahasa Ajam bukan bahasa Arab ; Pemuda ini
sehari-harinya bertutur dengan bahasa lokal tempat ia hidup. Namun dia
juga tetap bisa bertutur dalam bahasa Arab dengan baik dan fasih, sesuai
dengan pendidikan dan suasana keluarganya yang mendorongnya mampu
menguasai bahasa Ajam dan Arab.
Pemuda Tamim yang disebut dalam hadis sebagai pembantu utama Imam Mahdi.
Apa benar Maulana Ilyas rah merangkap pemula gerakan dakwah terbesar
dunia yaitu jemaah Tabligh adalah lelaki yang dimaksudkan itu dan apa
benar dia berketurunan dari nasab Saidina Abu Bakar As-Siddiq?
Siapakah Bani Tamim ?
a. Dari Abdullah bin Abu Jud’a` bahwa dia mendengar Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda: “Akan masuk surga dari ummatku dengan
syafa’atnya seorang laki-laki yang jumlahnya lebih banyak dari Bani
Tamim.” Mereka (para sahabat) bertanya; “Wahai Rasulullah, apakah (orang
yang memberi syafa’at) selain engkau?” beliau menjawab: “Ya, orang
selain diriku.” Abdullah bin Syaqiq berkata; “Apakah kamu mendengarnya
dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam?” dia menjawab; “Ya, saya
mendengarnya dari beliau.” (HR. Ibnu Majah)
b. Dari Abdullah bin Syaqiq berkata: Aku pernah bersama serombongan
orang di Iliya`, seseorang dari mereka berkata: Aku mendengar Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “Akan masuk surga karena syafaat
seseorang dari ummatku lebih banyak dari Bani Tamim.” Dikatakan: Wahai
Rasulullah, selain baginda? Beliau menjawab: “Selain aku.” Saat ia
berdiri, aku bertanya: Siapa dia? Mereka menjawab: Dia Ibnu Abi Al Jadz
‘Abdullah’. Berkata Abu Isa: Hadits ini hasan shahih gharib dan Ibnu Abi
Al Jadz’a` adalah Abdullah, hanya satu hadits ini saja yang dikenal
miliknya. (HR. Tirmidzi)
c. Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu berkata: “Senantiasa aku
mencintai Bani Tamim”. Dan telah menceritakan kepadaku Ibnu Salam telah
mengabarkan kepada kami Jarir bin ‘Abdul Hamid dari Al Mughirah dari Al
Harits dari Abu Zur’ah dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu. Dan dari
‘Umarah dari Abu Zur’ah dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu berkata:
“Senantiasa aku mencintai Bani Tamim sejak aku mendengar tiga perkara
yang dikatakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dimana
Beliau berkata, tentang mereka yang aku medengarnya, Beliau berkata:
“Mereka adalah ummatku yang paling keras perlawanannya terhada
Ad-Dajjal”. Dia berkata: “Ketika datang zakat-zakat dari mereka,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Inilah zakatnya kaum
kita”. Dan ketika diantara tawanan mereka ada yang diambil oleh ‘Aisyah,
Beliau bersabda: “Bebaskanlah, karena dia dari keturunan Nabi Isma’il”.
(HR. Bukhari)
d. Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu dia berkata; Saya akan
senantiasa mencintai Bani Tamim, karena tiga hal yang pernah saya
mendengar dari Rasulullah tentang mereka: Pertama, saya pernah mendengar
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ‘Mereka (Bani Tamim)
adalah umatku yang paling gigih melawan Dajjal.’ Kedua, ada seorang
tawanan perempuan dari Bani Tamim di rumah Aisyah. Kemudian Rasulullah
bersabda: ‘Hai Aisyah, bebaskanlah ia! Karena ia adalah keturunan
Ismail.’ Ketiga, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda
ketika ada zakat dari Bani Tamim: ‘Ini adalah zakat kaum kami.’ (HR.
Bukhari)
e. Dari Abu Hurairah berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Ini merupakan sedekah kaumku yang mereka itu adalah manusia
yang paling keras terhadap Dajjal yakni bani Tamim, ” Abu Hurairah
berkata; “Tidak ada suatu kaum dari suatu perkampungan yang paling aku
benci dari mereka, tetapi setelah aku mendengar Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam mengatakan ini, aku mencintai mereka.” (HR. Ahmad)
f. Dari Ikrimah bin Khalid ia berkata –seorang lelaki dari Bani Tamim
yang ada di sisinya mengambil satu genggam pasir untuk dilemparkannya,
kemudian- Ikrimah berkata; seorang lelaki sahabat Nabi Shallallahu
‘alaihi wa Sallam menceritakan kepadaku, bahwa pernah Bani Tamim
disebut-sebut di sisi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam,
tiba-tiba seorang laki-laki berkata; “Suku dari bani Tamim ini
berlambat-lambat dalam perkara ini (zakat).” Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa Sallam kemudian memandang ke arah suku Muzainah seraya
berkata: “Mereka (bani Tamim) tidak lebih lambat dari mereka.” Suatu
hari seorang laki-laki juga pernah berkata, “Mereka dari suku bani Tamim
itu lamban dalam memberikan sedekahnya.” Ikrimah melanjutkan, “Maka
datanglah unta dan kain indah milik suku bani Tamim. Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa Sallam lantas bersabda: ‘Ini adalah unta kaumku.’
Kemudian suatu hari ada seorang laki-laki dari suku bani Tamim berada
di sisi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, beliau lalu bersabda:
“Janganlah kalian katakan sesuatu kepada suku Tamim kecuali yang baik,
sebab mereka adalah orang-orang yang lemparannya paling jauh kepada
Dajjal.” (HR. Ahmad)
Abu Bakar dan apakah benar dia dari Bani Tamim?
Abu Bakar ash-Shiddiq termasuk di antara mereka yang paling awal
memeluk Islam. Setelah Nabi Muhammad wafat, Abu Bakar menjadi khalifah
Islam yang pertama, ia adalah satu diantara empat khalifah yang diberi
gelar Khulafaur Rasyidin atau khalifah yang diberi petunjuk.
Nasab keturunan Abu Bakar r.a
Abu Bakar Ash-Shidiq atau Nama lengkapnya adalah ‘Abd Allah ibn
‘Utsman (Abu Quhafah) bin Amir bi Amru bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin
Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr al-Quraishi at-Tamimi‘.
Bertemu nasabnya dengan Nabi SAW pada moyangnya Murrah bin Ka’ab bin
Lu’ai.
Dan ibu dari abu Bakar adalah Ummu al-Khair salma binti Shakhr bin
Amir bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim yang berarti ayah dan ibunya sama-sama
dari kabilah bani Taim yakni mahsyur digelar Tamim.
Bukti lain menunjukkan Abu Bakar dari Bani Tamim
Aku teringat sebuah kisah yang setiap kali aku teringat, aku akan
menangis, kisah ini diceritakan dalam kitab Fadhilat Amal dan juga
terdapat dalam kitab-kitab lain yaitu dari riwayat Ali r.a kisahnya
begini,
Ali bin Abi Thalib pernah bertanya kepada para sahabat ketika beliau memgang kuasa khalifah,
“Siapakah orang yg paling berani?”
Jawab mereka, “Engkau wahai Amirul Mukminin”
Kemudian Ali berkata lagi, TIDAK! Orang yang paling berani adalah Abu Bakar As Siddiq.
Demi Allah, aku pernah melihat Nabi Muhammad dikelilingi sekumpulan kaum
kafir Quraisy yang sedang menarik dan mencemuh baginda ketika berdakwah
di hadapan Kaabah, Sementara itu kami mengintip dari jauh. Kemudian
datanglah Abu Bakar menerpa orang-orang kafir tadi dan menghalang mereka
menyakiti Rasulullah, beliau sangat kuat dan menolak semua orang disitu
lalu berkata, Apakah engkau hendak membunuh orang yang mengatakan
Rabbku adalah Allah!? Mendengarkan hal itu, mereka meninggalkan
Rasulullah dan menerpa Abu Bakar.
Kemudian Uqbah bin Abu Mu’ith datang, Abu Bakar di hentak ke tanah
dan dibelasah teruk. Uqbah lantas membaling sandal dan memukul wajah Abu
Bakar dengan sandal terus menerus sehinggakan wajah Abu Bakar jadi
bengkak sampai tak boleh nak ketahui lagi bentuk hidungnya. Mengalir
darah dari wajah Abu Bakar lalu pingsan!
Sejurus itu datanglah kabilah dari Bani Tamim. Mereka menjerit bahwa
jika Abu Bakar mati, mereka akan isytiharkan perang! Dan Uqbah orang
pertama akan dibunuh kerana dia yang paling banyak memukul beliau. (Bani
Tamim punyai ramai pahlawan handal dan ditakuti kabilah Arab).
Mereka membawanya ke rumah dan menyangka Abu Bakar tidak akan mampu
di selamatkan lagi. Mereka berkata kepada ibunya, “Jika dia terjaga dan
masih hidup, maka berilah dia makan dan minum” Setelah beberapa lama
beliau koma, lalu beliau tersedar, dan kalimat pertama yang keluar dari
lisan Abu Bakar adalah, Bagaimana keadaan Rasulullah?” cukup lah..aku
tak mampu cerita lagi..sampai sini pun aku sudah menangis. Jadi jelas
bahwa banu Tamim adalah banu kepada Abu bakar r.a.
Aku juga teringat satu lagi kisah riwayat Abu Bakar sendiri yang pernah
menceritakan pengislamannya kepada Ibnu Mas’ud, dan ini untuk tambahan
dan penguat bahwa dia memang dari Bani Tamim.
Katanya, “Aku pernah ke Yaman dan berjumpa dengan seorang tua. Dia
rajin membaca kitab dan telah mengajar banyak murid. Lalu dia berkata
kepada ku: Orang Tua : Saya rasa tuan datang dari Tanah Haram (Makkah)
Abu Bakar : Benar
Orang Tua : Apakah tuan berbangsa Quraisy?
Abu Bakar : Benar
Orang Tua : Apa yang saya lihat, Tuan ini dari keluarga Bani Tamim?
Abu Bakar : Benar
Orang Tua : Ada satu perkara yang ingin saya tanyakan kepada tuan yaitu
jika tuan tidak keberatan, benarkan saya melihat perut tuan.
Abu Bakar : Saya tidak benarkan selagi tuan tidak perjelaskan niat sebenar tuan kepada ku.
Orang Tua : Sesungguhnya, menurut ilmu yang ada padaku, seorang Nabi
Allah akan diutuskan di Tanah Haram. Nabi itu akan dibantu oleh 2 orang
sahabatnya yang seorang masih muda dan seorang lagi sudah separuh umur.
Sahabatnya yang muda itu berani berjuang dalam segenap lapangan dan
menjadi pelindungnya dalam kesusahan. Sementara yang separuh umur itu
putih kulitnya dan berbadan kurus, ada tahi lalat di perutnya dan ada
sesuatu tanda di paha kirinya. Apakah sudi tuan memperlihatkannya
kepadaku.
Lalu Abu Bakar membuka bajunya dan memperlihatkan tahi lalat di perutnya.
Orang Tua : Demi Tuhan yang menguasai Kaabah, tuanlah orangnya!”
Jadi jelas sekali tanpa ragu bahwa beliau adalah pemuda Tamim dan
pembantu Rasulullah ketika hidupnya dan anak cucunya pembantu anak cucu
Rasulullah yaitu Imam Mahdi.
Kenapa Banu Tamim datang dari Timur bukan dari negara Arab ?
Sesui dengan sabda Nabi SAW mereka bani Tamim diusir dari tanah Arab
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia mengatakan :“Tatkala kami
berada di sisi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, tiba-tiba
datang sekelompok pemuda dari Bani Hasyim. Ketika Nabi melihat mereka,
kedua mata beliau berlinang air mata dan berubahlah roman mukanya. Maka
aku katakan: ‘Kami masih tetap melihat pada wajahmu sesuatu yang tidak
kami sukai.’ Lalu beliau menjawab: ‘Kami ahlul bait. Allah telah
pilihkan akhirat untuk kami daripada dunia. Dan sesungguhnya
sepeninggalku, keluargaku akan menemui bencana-bencana dan pengusiran.
Hingga datang sebuah kaum dari arah timur, bersama mereka ada bendera
berwarna hitam. Mereka meminta kebaikan namun mereka tidak diberi, lalu
mereka memerangi dan mendapat pertolongan sehingga mereka diberi apa
yang mereka minta, tetapi mereka tidak menerimanya. Hingga mereka
menyerahkan kepemimpinan kepada seseorang dari keluargaku. Lalu ia
memenuhi bumi ini dengan keadilan sebagaimana orang-orang memenuhinya
dengan kezhaliman. Barangsiapa di antara kalian mendapatinya maka
datangilah mereka, walaupun dengan merangkak di atas es’.” (HR. Ibnu
Majah)
As-Sindi mengatakan: “Yang nampak, kisah itu merupakan isyarat
keadaan Al-Mahdi yang dijanjikan. Oleh karena itu, penulis (Ibnu Majah)
menyebutkan hadits ini dalam bab ini (bab keluarnya Al-Mahdi).”
Siapa Maulana Ilyas Khandahlawi ?
Perlu diketahui bahawa pemula gerakan Islam terbesar dalam dunia ini
dimulakan oleh seorang lelaki dari TIMUR bumi dan berketurunan BANI
TAMIM yaitu Maulana Muhammad Ilyas Al-Kandahlawy.
Beliau lahir pada tahun 1303 Hijrah (1886 M) di perkampungan
Kandahlah di kawasan Muzhafar Nagar, Uttar Pradesh, India.Ayahnya
bernama Syaikh Ismail dan ibunya bernama Shafiyah Al-Hafidzah. Keluarga
Maulana Muhammad Ilyas terkenal sebagai gudang ilmu agama dan memiliki
sifat warak, semua ahli keluarganya dari keturunannya adalah Ulama dan
para Huffaz Al-Quran.
Maulana Muhammad Ilyas Al-Kandhahlawy juga adalah daripada keturunan
Hazrat Abu Bakar as-Siddiq r.a, seorang sahabat Rasulullah s.a.w.
Maulana Muhammad Ilyas pertama kali belajar agama pada abangnya Syaikh
Muhammad Yahya, beliau adalah seorang guru agama di madrasah di kota
kelahirannya. Abangnya adalah seorang pengikut mazhab Hanafi dan sahabat
daripada seorang ulama dan penulis Islam terkenal, Syaikh Abul Hasan
Al-Hasani An-Nadwi yang merupakan seorang pengarah kepada lembaga Dar
Al-‘Ulum di Lucknow, India.
Silsilah keturunan Maulana Ilyas Khandahlawi
Maulana Ilyas Khandahlawi mempunyai anak Maulana Muhammad Yusuf Al
Khandahlawi dan inilah silsilah keturunan Maulana Yusuf Al Khandahlawi
Silsilah keturunan dari Garis Ayah:
Maulana Muhammad Yusuf anak dari Maulana Muhammad Ilyas anak dari
Maulana Muhammad Ismail anak dari Syaikh Ghulam Hussein anak dari Hakim
Karim Baksh anak dari Hakim Ghulam Mohiuddin anak dari Maulana Muhammad
Sajid anak dari Maulana Muhammad Faiz anak dari Maulana Hakim Muhammad
Syarif anak dari Maulana Hakim Muhammad Asyraf anak dari Syaikh Jamal
Muhammad Syah anak dari Syaikh Nur Muhammad anak dari Syaikh Bahauddin
Syah anak dari Maulana Syaikh Muhammad anak dari Syaikh Muhammad Fadhil
anak dari Syaikh Qutb Syah.
Silsilah keturunan dari Garis Ibu:
Ibunya anak dari Maulvi Rauful Hasan anak dari Maulana Zia-ul-Hasan
anak dari Maulana Nurul Hasan anak dari Maulana Abul Hasan anak dari
Mufti Ilahi Baksh anak dari Maulana Syaikhul Islam anak dari Hakim
Qutbuddin anak dari Hakim Abdul Qadir anak dari Maulana Hakim Muhammad
Syarif anak dari Maulana Hakim Muhammad Asyraf anak dari Syaikh Jamal
Muhammad Syah anak dari Syaikh Nur Muhammad anak dari Syaikh Bahauddin
Syah anak dari Maulana Syaikh Muhammad anak dari Syaikh Muhammad Fadhil
anak dari Syaikh Qutb Syah.
Garis silsilah keturunan ayah dan ibu dari keluarga Maulana Yusuf
bertemu di Hakim Muhammad Syarif. Lalu garis silsilah keluarga keturunan
mereka kembali ke Amirul Mukminin Hazrat Abu Bakar Siddiq RA. Kedua
keluarga ini tinggal di desa Kandhala dan Jinhjana. Mereka terkenal
dengan kereligiusan, keilmuan dan kesalehan.
Maulana Muhammad Yahya belajar membersihkan diri dan menyerap ilmu
tasawuf dengan bimbingan Syaikh Rasyid Ganggohi. Hal ini pula yang
membuat Maulana Muhammad Ilyas tertarik untuk belajar pada Syaikh Rasyid
sebagaimana abangnya. Akhirnya Maulana Ilyas memutuskan untuk belajar
agama menyertai abangnya di Gangoh.
Setelah menyelesaikan pelajaran Hadis Syarif, Jami’at Tirmidzi dan
Shahih Bukhari, dan dalam jangka waktu empat bulan beliau sudah
menyelesaikan Kutubus Sittah (6 kitab Hadis yang Sahih yaitu Bukhari,
Muslim, Tirmizi, Abu Daud, Ibn Majah, Nasa’I) .
Tubuhnya yang kurus dan sering terserang sakit semakin membuat beliau
bersemangat dalam menuntut ilmu, begitu pula kerisauannya yang
bertambah besar terhadap keadaan umat yang jauh daripada syariat Islam.
Besarnya pengorbanan Maulana hanya untuk memajukan pendidikan agama
bagi masyarakat Mewat, India tidak mendapatkan perhatian. Bahkan mereka
enggan menuntut ilmu dan suka hidup dalam kejahilan, mereka senang hidup
dalam keadaan yang sudah mereka jalani selama bertahun-tahun turun
temurun.
Beliau melihat bahwa kejahilan, kegelapan dan sekularisme yang
melanda negerinya sangat berpengaruh terhadap madrasah-madrasah. Para
murid tidak mampu menjunjung nilai-nilai agama sebagaimana yang
sepatutnya, sehingga gelombang kejahilan semakin melanda bagaikan
gelombang lautan yang meluru deras sehingga ratusan mil membawa mereka
hanyut.
Melihat keadaan Mewat yang sangat jahil itu semakin menambah
kerisauan beliau akan keadaan umat Islam terutama masyarakat Mewat.
Kunjungan-kunjungan dilakukannya bahkan madrasah-madrasah banyak
didirikan, tetapi hal itu belum dapat mengatasi masalah yang dihadapi
masyarakat Mewat.
Pada tahun 1351 H/1931 M, beliau menunaikan haji ke tanah suci Mekah.
Kesempatan tersebut dipergunakannya untuk menemui tokoh-tokoh India
yang ada di Arab untuk memperkenalkan usaha dakwah dan dengan harapan
agar usaha ini dapat terus dijalankan di tanah Arab.
Keinginannya yang besar menyebabkan beliau berkesempatan menemui
Sultan Ibnu Sa’ud yang menjadi raja tanah Arab untuk mengenalkan usaha
dakwah seperti Rasulullah mulia yang dibawanya. Selama di tanah Mekah,
jamaah bergerak setiap hari dari pagi sampai petang, usaha dakwah terus
dilakukan untuk mengajak orang taat kepada perintah Allah dan menegakkan
dakwah.
Setelah pulang dari haji tersebut, Maulana mengadakan dua kunjungan
ke Mewat, masing-masing disertai jamaah dengan jumlah yang cukup besar,
paling sedikit seratus orang. Bahkan di beberapa tempat jumlah itu
semakin meningkat. Kunjungan pertama dilakukan selama satu bulan dan
kunjungan ke dua dilakukan hanya beberapa hari saja. Dalam kunjungan
tersebut beliau selalu membentuk jamaah-jamaah yang dikirimkan ke
kampung-kampung untuk berjaulah (berkeliling dari rumah ke rumah seperti
yang dilakukan jemaah Tabligh sedunia) untuk menyampaikan pentingnya
agama. Beliau sepenuhnya yakin bahwa kejahilan, kelalaian serta
hilangnya semangat agama dan jiwa keislaman itulah yang menjadi sumber
kerusakan.
Dari Mewat inilah secara beransur-ansur usaha tabligh meluas ke
Delhi, Punjab, Khurja, Aligarh, Agra, Bulandshar, Meerut, Panipat,
Sonepat, Karnal, Rohtak dan daerah lainnya. Begitu juga di bandar-bandar
pelabuhan banyak jamaah yang tinggal dan terus bergerak menuju
tempat-tempat yang ditujukan sepeti halnya daerah Asia Barat.
Terbentuknya jamaah ini adalah dengan izin Allah melalui asbab
kerisauan Maulana Muhammad Ilyas, tersebarlah jamaah-jamaah yang membawa
misi berganda, yaitu islah diri (perbaikan diri sendiri) dan
mendakwahkan kebesaran Allah SWT kepada seluruh umat manusia.
Perkembangan jemaah ini semakin hari semakin pesat. Banyak jamaah
yang dihantar dari tempat-tempat yang dikunjungi jamaah, kemudian
membentuk rombongan jamaah baru sehingga silaturrahim antara kaum
muslimin dengan muslim yang lain dapat terwujud. Gerakan jamaah tidak
hanya tersebar di India tetapi sedikit demi sedikit telah menyebar ke
berbagai negara di seluruh dunia dan Indonesia
Buah fikiran beliau dicurahkan dalam lembar-lembar kertas surat yang
dihimpun oleh Maulana Manzoor Nu’mani dengan judul Aur Un Ki Deeni Dawat
yang ditujukan kepada para ulama dan seluruh umat Islam yang mengambil
usaha dakwah ini.
Karya beliau yang paling nyata adalah beliau telah meninggalkan
kerisauan dan fikir atas umat Islam hari ini serta metode kerja
dakwahnya yang atas izin Allah SWT telah menyebar ke seluruh pelosok
dunia. Orang-orang yang mengetahui keadaan umat, insya-Allah akan
mengambil jalan dakwah ini sebagai penawar dan obat hatinya, dan akan
menjadi sebab hadirnya hidayah bagi dirinya dan orang lain.
Akhirnya Maulana menghembuskan nafas terakhirnya; beliau pulang ke
rahmatullah sebelum azan Subuh. Beliau merupakan seorang pengembara yang
mungkin tidak pernah tidur dengan tenang, kini sampai ke tempat
tujuannya. Beliau meninggalkan karya-karya tulisan tentang kerisauannya
akan keadaan ummat.
Diantara peristiwa yang akan terjadi di akhir jaman yang
diberitahukan oleh Rasulullah SAW, adalah kemunculan seorang pemuda Bani
Tamim beserta jamaahnya yang akan menyiapkan sebuah landasan yang kuat
bagi munculnya seorang pemimpin umat di akhir jaman yaitu Imam Mahdi.
Ibnu Katsir rahimahullahu mengatakan: “Dan orang-orang dari timur
mendukung (Al-Mahdi), menolongnya dan menegakkan agamanya, serta
mengokohkannya. Bendera mereka berwarna hitam, dan itu merupakan pakaian
yang memiliki kewibawaan, karena bendera Rasulullah berwarna hitam yang
dinamai Al-Iqab.” (An-Nihayah fil Malahim)
Dari Abdullah bin Al-Haris ra katanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa salam bersabda : “Akan ada orang-orang yang keluar dari sebelah
Timur, lalu mereka mempersiapkan segala urusan untuk Al-Mahdi, yakni
pemerintahannya.” (HR. Ibnu Majah & At-Tabrani)
Pemerintahan Al Mahdi dipersiapkan terlebih dahulu oleh Orang yang
keluar dari Timur yaitu Bani Tamim. Maulana Ilyas memulai membangun
pemerintahan usaha dakwah dari tahun 1920an sehingga hampir seluruh
negara yang ada didunia sudah ikut serta dalam pemerintahan yang sedang
dinanti. Kurang lebih 240 negara sudah ikut ambil bagian dalam
pemerintahan ini. Amerika, Jerman bahkan Israel sendiri sudah ikut serta
dalam pemerintahan usaha dakwah.
Maulana Umar palanpuri menyampaikan dalam sebuah bayannya,
Sebuah mobil yang sudah ditinggalkan oleh pemiliknya yaitu di Tanah
Arab. Mobil tadi sudah rusak dan tidak bisa digunakan dan mobil yang
sudah rusak ini telah diseret dengan perlahan dan dipindahkan ke India.
Setelah mobil ini sampai di India, mobil ini mulai diperbaiki dengan
baik. Sehingga bisa berjalan dengan baik kembali. Mobil ini sudah bagus
dan cantik. Seandainya mobil ini diminta kembali oleh pemiliknya maka
kami pun dengan senang hati akan mengembalikannya kembali. Ini sebuah
bukti nyata bahwa panji-panji pemerintahan usaha dakwah ini akan
dikembalikan kepada Al Mahdi
Terbukti Jamaah yang paling banyak sekarang di India adalah jamaah Arab.
Setiap tahun ganjil para masyeikh kita mereka datang untuk menunaikan
haji. Ditahun ini 1433 H, dimana tulisan ini dibuat. Para masyeikh
dakwah sedang menunaikan ibadah haji. Dalam rangka menunggu peristiwa
besar yang mungkin sebentar lagi ada didepan mata kita.
Dari Sauban r.a dari Rasulullah saw beliau bersabda: “Akan muncul dua
kumpulan dari umatku yang kedua-duanya dipelihara Allah dari neraka;
satu kumpulan yang berjihad/berdakwah di India dan satu kumpulan lagi
yang akan bersama Nabi Isa bin Maryam as.” ” (HR. Nasai dan Ahmad)
Sekian. Wallahu a’lam